English : thelifestream.net
Indonesia : Rin Tan
Lelaki
itu bisa merasakan bahwa Lifestream tengah mencoba untuk mengikis jiwanya— memori-memori
tentang pengalaman-pengalaman terdahulunya, pemikiran-pemikirannya, bahkan
emosi-emosinya. Jika ia mempersilahkan dirinya untuk terbawa oleh arus, ia yang
sebelumnya akan segera menyebar dan menghilang di antara energi dari jiwa-jiwa
lain yang berputar mengelilingi sang planet. Lelaki itu berpendapat bahwa hal
itu tidak mungkin bisa ia terima. Planetlah yang harus tunduk padanya, dan
menjadi bagian dari sistem itu, sama artinya dengan mati.
Lelaki
itu merasakan sebuah aliran besar di dalam Lifestream. Sebuah tanda lain, dari
kematian yang berbeda. Ketika Lifestream bererupsi ke atas permukaan planet,
lelaki itu berpikir bahwa Cloud, tanpa ragu, telah yakin akan kemenangannya. Cloud-lah
yang telah dua kali mengirimnya ke dalam Lifestream. Lelaki itu tahu bahwa jika
seseorang dapat berpegang pada pusat jiwanya, maka orang itu dapat tetap abadi,
terpisah dari sistem planetaria. Cloud. Lelaki itu memutuskan untuk membuat
Cloud sebagai pusat itu. Dan ia ingin Cloud tahu bahwa. Aku masih memikirkanmu. Dan aku akan menunjukkan buktinya sekaligus.
Lifestream Putih 1 [Lifestream White 1]
Perempuan
itu adalah seorang Ancient. Dan hal itu menjelaskan bagaimana ia dapat
mempertahankan individualitasnya bahkan saat berada di dalam Lifestream
sekalipun. Jika ia benar-benar menginginkannya, ia dapat menjadi bagian dari
planet kapanpun, tetapi perempuan itu berpikir bahwa masih terlalu awal untuk
melakukannya sekarang.
Perempuan
itu telah merasakan kehadiran seseorang yang berbeda di dalam Lifestream yang
berputar mengelilingi sang planet. Itu adalah gelora dari sebuah keinginan yang
amat kuat, seseorang yang tidak akan pernah menyatu dengan sang planet. Ia tahu
dan sadar. Itu adalah lelaki yang telah
merenggut nyawanya. Sebuah jiwa bengis yang tersembunyi di balik dinding yang
cantik. Jiwa itu kini tengah beroperasi dari dalam Lifestream. Perempuan itu
menyadari bahwa lelaki itu tengah berencana untuk mengerahkan pengaruhnya ke
permukaan planet. Perempuan itu bertanya-tanya, apa yang dapat ia lakukan.
Karena
akan sangat berbahaya jika ia datang untuk berbicara dengannya, perempuan itu
mencoba untuk tetap menjaga jarak dari kesadaran lelaki itu. Karena itulah, ia
tidak dapat mempelajari terlalu banyak plot yang tengah direncanakan oleh
lelaki tersebut. Akan tetapi, pernah satu kali, ketika jiwa dari lelaki
tersebut tiba-tiba muncul di dekatnya, ia menemukan bahwa ia telah membuat
memori-memorinya tentang Cloud sebagai pusat keberadaannya.
Cloud
adalah temannya, orang terkasihnya— sebuah symbol untuk sesuatu yang sangat
berharga untuknya, dan seseorang yang harus ia lindungi.
Lifestream Hitam 2 [Lifestream Black 2]
Ketika
Lifestream tererupsi ke atas permukaan tanah, lelaki itu telah menyerahkan
kenangannya yang tidak berguna kepada sang planet. Memori-memori ketika ia
masih kecil, teman-teman barunya, pertarungan-pertarungan ketika ia masih belum
tersadar, akan hidupnya di hari-hari yang telah lalu—semua itu telah menjadi
bagian dari genangan, terbungkus di sekitar meteor, dan kemudian surut. Pada saat
yang sama, pusat jiwanya, dan memori-memori yang terkait dalam dengan hal itu,
berpindah dari satu semburan ke semburan lainnya, dan berkelana mengelilingi
tanah, dari kota ke kota. Ketika orang-orang yang tengah mencoba untuk kabur,
atau mereka yang tak bisa melakukan apapun akan tetapi masih tetap berpijak,
terbungkus oleh aliran-aliran itu, ia
memutuskan untuk meninggalkan mereka dengan stigmanya. Jika Cloud melihat
stigma itu, lelaki itu yakin bahwa ia tidak akan pernah menghilang. Selama Cloud mengingatku, aku dapat tetap
ada. Di dalam Lifestream, dan di atas permukaan. Walaupun jiwaku telah
menyebar, walaupun hanya ada satu serpihan dari sebuah memori yang berputar
mengelilingi keseluruhan planet, pada akhirnya aku dapat mengandalkan kesadaran
Cloud untuk membawaku kembali, pikir lelaki itu.
Perempuan
itu menemukan bahwa ada pertumbuhan pada jumlah jiwa di dalam Lifestream yang
menolak untuk diserap olehnya. Walaupun mereka berbeda dari jiwa lelaki
tersebut, mereka menolak Lifestream karena emosi yang sama. Kebencian. Perasaan
mereka terhadap planet terendam dalam kebencian, seperti lelaki itu. Ini adalah akibat dari pengaruhnya yang
telah mencapai permukaan, pikirnya. Perempuan itu mendekat pada jiwa-jiwa
yang baru saja memasuki Lifestream, jiwa-jiwa yang dipenuhi oleh kebencian, dan
mencoba untuk memulihkan mereka. Di bawah kebencian yang tampak, terdapat
memori yang tersembunyi. Memori-memori
akan hidup mereka sebagai manusia normal. Sehari-hari, mereka juga memiliki
banyak memori yang menyenangkan. Ia melepaskan pikiran-pikiran itu dan
melarutkannya ke dalam Lifestream. Kehilangan pusat emosi mereka, kebencian di
permukaan menghilang. Perempuan itu telah menemukan sebuah solusi, walaupun
begitu, semakin dan semakin banyak lagi jiwa yang terendam oleh kedengkian
bermunculan, dan mereka terlalu banyak hingga perempuan itu tidak bisa
menanggungnya lagi. Ia berlari menembus Lifestream untuk mencari bantuan dari jiwa-jiwa
lain. Para Ancient, yang hampir menyebar. Serpihan-serpihan dari kesadaran itu
menerima usahanya. Ketika ia menemukan serpihan-serpihan kesadaran dari orang-orang
yang pernah ia tahu—yang sayangnya sangat sedikit—ia menggabungkan mereka
dengan memori-memorinya sendiri dan meminta bantuan mereka. Ia memiliki lebih
banyak jiwa yang berpihak padanya sekarang. Tetapi, walaupun begitu, kebencian
yang diciptakan oleh lelaki itu tidak berkurang. Ia kemudian memikirkan tentang
Cloud, hidup dalam realitanya di pemukaan sana. Untuk mengurangi kebencian yang
tak kunjung hilang di dalam Lifestream, ia harus membuang kebencian yang tengah
membanjiri dunia yang asli. Perempuan itu bertanya-tanya jika Cloud dapat
membantunya. Akan tetapi, hal itu juga dapat menyakiti Cloud. Cloud yang ia
kenal mempunyai hati yang benar-benar rapuh.
Lifestream Hitam 3 [Lifestream Black 3]
Walau
umat manusia mempunyai masalah-masalah, kehidupan di planet telah kembali
normal. Lelaki itu sadar akan peningkatan jumlah jiwa-jiwa—mereka dapat disebut
dengan kegelapan hati—melebur bersama Lifestream. Ia berharap akan kegelapan
yang tak kunjung hilang. Bahkan lebih ketika ia menganggap bahwa stigma yang ia
tinggalkan di permukaanlah yang menciptakannya. Ia berpikir bahwa ia dapat bersantai
dan menikmatinya. Mengisi Lifestream dengan kegelapan itu.
Lelaki
itu menyembunyikan dirinya di dalam kehidupan planet dan berkelana mengelilingi
dunia, menodai lebih dan lebih banyak orang dengan stigmanya. Di permukaan,
banyak sekali orang-orang yang tak lagi memiliki kehidupan normalnya, dan dengan
bujuk rayu dari lelaki itu, bagian gelap dari hati mereka bertumbuh kian besar.
Sebentar
lagi lelaki
itu berkata pada dirinya sendiri; Aku ingin Cloud tahu bahwa akulah yang
melakukan ini semua. Aku ingin manusia-manusia itu tahu bahwa akulah penyebab
semua ini.
Untuk itu ia membutuhkan sebuah tubuh. Ada hal-hal yang perlu ia katakan dengan
suaranya sendiri. Hal-hal yang ingin ia hancurkan dengan tangannya sendiri.
Ia
telah memutuskan untuk menggunakan kekuatan Ibunya. Dengan serpihan dari tubuh Ibu, Aku juga bisa mendapatkan sebuah tubuh kembali, pikirnya. Dan pertama-tama, ia mencoba
untuk menampakkan dirinya di permukaan sebagai sebuah roh, tetapi percobaannya
gagal. Ia telah mengembalikan memori-memori dari penampilannya pada planet,
oleh sebab itu ia tidak bisa menghasilkan sebuah gambaran tentang dirinya. Kemudian
lelaki itu menemukan memori-memori tentang penampilan yang cocok dari dalam
Lifestream, dan dengan tubuh itu ia menciptakan sebuah gambaran. Itu adalah
tubuh dari seorang anak laki-laki. Setelahnya, lelaki itu mengingat bahwa kebebasannya
saat berada di atas permukaan jauh lebih terbatas daripada kebebasannya sebagai
roh. Ia menciptakan dua lagi agen untuk bekerja padanya. Ketiga makhluk itu adalah
entitas terpisah, dan di waktu yang sama, Ia sendiri pun juga. Ketiga makhluk
ini, diciptakan oleh kekuatan dari keinginan lelaki itu dan terlepas dari
sistemasi planet, merupakan bagian dari baik realita dan monster yang bukan
fantasi belaka.
Lelaki
itu berpikir tentang masa depan. Sebagai
budakku yang tengah mencari Ibu, jika mereka berhadapan dengan seseorang yang
mengenalku, maka dari roh itulah aku bisa mengetahui siapa aku sebenarnya. Dan dengan
bantuan Ibu, aku bisa bangkit sepenuhnya. Walaupun nantinya aku akan kekurangan
sesuatu, itu tak akan menjadi masalah yang besar. Cloud akan menyempurnakanku.
— Itu akan menjadi awalnya, pikir lelaki itu.
Perempuan
itu mempertimbangkan cara-cara untuk memberitahu Cloud tentang krisis ini. Saat
ia sedang berpikir, segala perasaan yang tak bisa ia sampaikan kembali dengan
jelas padanya. Bagaimanapun juga, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan padanya
atau bagaimana ia harus menceritakannya. Sudah cukup lama sejak ia terakhir
merasa khawatir. Pada akhirnya, perempuan itu memutuskan untuk menemui Cloud
dahulu dan kemudian memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Setelahnya,
perempuan itu menemukan bahwa lelaki itu, menyebarkan kebencian ke seluruh
penjuru dunia, mencoba untuk menampakkan dirinya di permukaan. Ia bertanya-tanya
bagaimana rencananya untuk melakukan itu. Memanggil seluruh keberaniannya, ia
menghampiri roh lelaki itu. Akan tetapi, ia melihat perempuan itu dan berusaha
untuk mengejarnya, namun setelah itu ia berhenti mengejarnya. Perempuan itu
tahu bahwa sang lelaki tengah menertawainya. Kau tak bisa melakukan apapun. Namun, ia telah mengetahui apa yang
direncanakan oleh sang lelaki tersebut. Tampaknya ia akan menggunakan
entitas-entitas yang terpisah sebagai agennya. Perempuan itu bertanya pada
dirinya sendiri jika ia dapat melakukan hal yang sama. Akan tetapi, ia dengan
segera berubah pikiran. Walaupun hal itu
mungkin saja untuk dilakukan, aku ingin bertemu dengan Cloud sebagaimana ia
mengetahuiku.
No comments:
Post a Comment