Friday, July 26, 2013

[Indo Trans] On The Way To A Smile ─ Lifestream Black and Lifestream White


English            : thelifestream.net
Indonesia        : Rin Tan




Lifestream Hitam 1 [Lifestream Black 1]
Lelaki itu bisa merasakan bahwa Lifestream tengah mencoba untuk mengikis jiwanya— memori-memori tentang pengalaman-pengalaman terdahulunya, pemikiran-pemikirannya, bahkan emosi-emosinya. Jika ia mempersilahkan dirinya untuk terbawa oleh arus, ia yang sebelumnya akan segera menyebar dan menghilang di antara energi dari jiwa-jiwa lain yang berputar mengelilingi sang planet. Lelaki itu berpendapat bahwa hal itu tidak mungkin bisa ia terima. Planetlah yang harus tunduk padanya, dan menjadi bagian dari sistem itu, sama artinya dengan mati.
Lelaki itu merasakan sebuah aliran besar di dalam Lifestream. Sebuah tanda lain, dari kematian yang berbeda. Ketika Lifestream bererupsi ke atas permukaan planet, lelaki itu berpikir bahwa Cloud, tanpa ragu, telah yakin akan kemenangannya. Cloud-lah yang telah dua kali mengirimnya ke dalam Lifestream. Lelaki itu tahu bahwa jika seseorang dapat berpegang pada pusat jiwanya, maka orang itu dapat tetap abadi, terpisah dari sistem planetaria. Cloud. Lelaki itu memutuskan untuk membuat Cloud sebagai pusat itu. Dan ia ingin Cloud tahu bahwa. Aku masih memikirkanmu. Dan aku akan menunjukkan buktinya sekaligus.

Lifestream Putih 1 [Lifestream White 1]
Perempuan itu adalah seorang Ancient. Dan hal itu menjelaskan bagaimana ia dapat mempertahankan individualitasnya bahkan saat berada di dalam Lifestream sekalipun. Jika ia benar-benar menginginkannya, ia dapat menjadi bagian dari planet kapanpun, tetapi perempuan itu berpikir bahwa masih terlalu awal untuk melakukannya sekarang.
Perempuan itu telah merasakan kehadiran seseorang yang berbeda di dalam Lifestream yang berputar mengelilingi sang planet. Itu adalah gelora dari sebuah keinginan yang amat kuat, seseorang yang tidak akan pernah menyatu dengan sang planet. Ia tahu dan sadar. Itu adalah  lelaki yang telah merenggut nyawanya. Sebuah jiwa bengis yang tersembunyi di balik dinding yang cantik. Jiwa itu kini tengah beroperasi dari dalam Lifestream. Perempuan itu menyadari bahwa lelaki itu tengah berencana untuk mengerahkan pengaruhnya ke permukaan planet. Perempuan itu bertanya-tanya, apa yang dapat ia lakukan.
Karena akan sangat berbahaya jika ia datang untuk berbicara dengannya, perempuan itu mencoba untuk tetap menjaga jarak dari kesadaran lelaki itu. Karena itulah, ia tidak dapat mempelajari terlalu banyak plot yang tengah direncanakan oleh lelaki tersebut. Akan tetapi, pernah satu kali, ketika jiwa dari lelaki tersebut tiba-tiba muncul di dekatnya, ia menemukan bahwa ia telah membuat memori-memorinya tentang Cloud sebagai pusat keberadaannya.
Cloud adalah temannya, orang terkasihnya— sebuah symbol untuk sesuatu yang sangat berharga untuknya, dan seseorang yang harus ia lindungi.

Lifestream Hitam 2 [Lifestream Black 2]
Ketika Lifestream tererupsi ke atas permukaan tanah, lelaki itu telah menyerahkan kenangannya yang tidak berguna kepada sang planet. Memori-memori ketika ia masih kecil, teman-teman barunya, pertarungan-pertarungan ketika ia masih belum tersadar, akan hidupnya di hari-hari yang telah lalu—semua itu telah menjadi bagian dari genangan, terbungkus di sekitar meteor, dan kemudian surut. Pada saat yang sama, pusat jiwanya, dan memori-memori yang terkait dalam dengan hal itu, berpindah dari satu semburan ke semburan lainnya, dan berkelana mengelilingi tanah, dari kota ke kota. Ketika orang-orang yang tengah mencoba untuk kabur, atau mereka yang tak bisa melakukan apapun akan tetapi masih tetap berpijak, terbungkus oleh  aliran-aliran itu, ia memutuskan untuk meninggalkan mereka dengan stigmanya. Jika Cloud melihat stigma itu, lelaki itu yakin bahwa ia tidak akan pernah menghilang. Selama Cloud mengingatku, aku dapat tetap ada. Di dalam Lifestream, dan di atas permukaan. Walaupun jiwaku telah menyebar, walaupun hanya ada satu serpihan dari sebuah memori yang berputar mengelilingi keseluruhan planet, pada akhirnya aku dapat mengandalkan kesadaran Cloud untuk membawaku kembali, pikir lelaki itu.

Lifestream Putih 2 [Lifestream White 2]
Perempuan itu menemukan bahwa ada pertumbuhan pada jumlah jiwa di dalam Lifestream yang menolak untuk diserap olehnya. Walaupun mereka berbeda dari jiwa lelaki tersebut, mereka menolak Lifestream karena emosi yang sama. Kebencian. Perasaan mereka terhadap planet terendam dalam kebencian, seperti lelaki itu. Ini adalah akibat dari pengaruhnya yang telah mencapai permukaan, pikirnya. Perempuan itu mendekat pada jiwa-jiwa yang baru saja memasuki Lifestream, jiwa-jiwa yang dipenuhi oleh kebencian, dan mencoba untuk memulihkan mereka. Di bawah kebencian yang tampak, terdapat memori yang tersembunyi.  Memori-memori akan hidup mereka sebagai manusia normal. Sehari-hari, mereka juga memiliki banyak memori yang menyenangkan. Ia melepaskan pikiran-pikiran itu dan melarutkannya ke dalam Lifestream. Kehilangan pusat emosi mereka, kebencian di permukaan menghilang. Perempuan itu telah menemukan sebuah solusi, walaupun begitu, semakin dan semakin banyak lagi jiwa yang terendam oleh kedengkian bermunculan, dan mereka terlalu banyak hingga perempuan itu tidak bisa menanggungnya lagi. Ia berlari menembus Lifestream untuk mencari bantuan dari jiwa-jiwa lain. Para Ancient, yang hampir menyebar. Serpihan-serpihan dari kesadaran itu menerima usahanya. Ketika ia menemukan serpihan-serpihan kesadaran dari orang-orang yang pernah ia tahu—yang sayangnya sangat sedikit—ia menggabungkan mereka dengan memori-memorinya sendiri dan meminta bantuan mereka. Ia memiliki lebih banyak jiwa yang berpihak padanya sekarang. Tetapi, walaupun begitu, kebencian yang diciptakan oleh lelaki itu tidak berkurang. Ia kemudian memikirkan tentang Cloud, hidup dalam realitanya di pemukaan sana. Untuk mengurangi kebencian yang tak kunjung hilang di dalam Lifestream, ia harus membuang kebencian yang tengah membanjiri dunia yang asli. Perempuan itu bertanya-tanya jika Cloud dapat membantunya. Akan tetapi, hal itu juga dapat menyakiti Cloud. Cloud yang ia kenal mempunyai hati yang benar-benar rapuh.

Lifestream Hitam 3 [Lifestream Black 3]
Walau umat manusia mempunyai masalah-masalah, kehidupan di planet telah kembali normal. Lelaki itu sadar akan peningkatan jumlah jiwa-jiwa—mereka dapat disebut dengan kegelapan hati—melebur bersama Lifestream. Ia berharap akan kegelapan yang tak kunjung hilang. Bahkan lebih ketika ia menganggap bahwa stigma yang ia tinggalkan di permukaanlah yang menciptakannya. Ia berpikir bahwa ia dapat bersantai dan menikmatinya. Mengisi Lifestream dengan kegelapan itu.
Lelaki itu menyembunyikan dirinya di dalam kehidupan planet dan berkelana mengelilingi dunia, menodai lebih dan lebih banyak orang dengan stigmanya. Di permukaan, banyak sekali orang-orang yang tak lagi memiliki kehidupan normalnya, dan dengan bujuk rayu dari lelaki itu, bagian gelap dari hati mereka bertumbuh kian besar.
Sebentar lagi lelaki itu berkata pada dirinya sendiri; Aku ingin Cloud tahu bahwa akulah yang melakukan ini semua. Aku ingin manusia-manusia itu tahu bahwa akulah penyebab semua ini. Untuk itu ia membutuhkan sebuah tubuh. Ada hal-hal yang perlu ia katakan dengan suaranya sendiri. Hal-hal yang ingin ia hancurkan dengan tangannya sendiri.
Ia telah memutuskan untuk menggunakan kekuatan Ibunya. Dengan serpihan dari tubuh Ibu, Aku juga bisa mendapatkan sebuah tubuh kembali, pikirnya. Dan pertama-tama, ia mencoba untuk menampakkan dirinya di permukaan sebagai sebuah roh, tetapi percobaannya gagal. Ia telah mengembalikan memori-memori dari penampilannya pada planet, oleh sebab itu ia tidak bisa menghasilkan sebuah gambaran tentang dirinya. Kemudian lelaki itu menemukan memori-memori tentang penampilan yang cocok dari dalam Lifestream, dan dengan tubuh itu ia menciptakan sebuah gambaran. Itu adalah tubuh dari seorang anak laki-laki. Setelahnya, lelaki itu mengingat bahwa kebebasannya saat berada di atas permukaan jauh lebih terbatas daripada kebebasannya sebagai roh. Ia menciptakan dua lagi agen untuk bekerja padanya. Ketiga makhluk itu adalah entitas terpisah, dan di waktu yang sama, Ia sendiri pun juga. Ketiga makhluk ini, diciptakan oleh kekuatan dari keinginan lelaki itu dan terlepas dari sistemasi planet, merupakan bagian dari baik realita dan monster yang bukan fantasi belaka.
Lelaki itu berpikir tentang masa depan. Sebagai budakku yang tengah mencari Ibu, jika mereka berhadapan dengan seseorang yang mengenalku, maka dari roh itulah aku bisa mengetahui siapa aku sebenarnya. Dan dengan bantuan Ibu, aku bisa bangkit sepenuhnya. Walaupun nantinya aku akan kekurangan sesuatu, itu tak akan menjadi masalah yang besar. Cloud akan menyempurnakanku.
Itu akan menjadi awalnya, pikir lelaki itu.


Lifestream Putih 3 [Lifestream White 3]
Perempuan itu mempertimbangkan cara-cara untuk memberitahu Cloud tentang krisis ini. Saat ia sedang berpikir, segala perasaan yang tak bisa ia sampaikan kembali dengan jelas padanya. Bagaimanapun juga, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan padanya atau bagaimana ia harus menceritakannya. Sudah cukup lama sejak ia terakhir merasa khawatir. Pada akhirnya, perempuan itu memutuskan untuk menemui Cloud dahulu dan kemudian memikirkan apa yang harus ia lakukan.
Setelahnya, perempuan itu menemukan bahwa lelaki itu, menyebarkan kebencian ke seluruh penjuru dunia, mencoba untuk menampakkan dirinya di permukaan. Ia bertanya-tanya bagaimana rencananya untuk melakukan itu. Memanggil seluruh keberaniannya, ia menghampiri roh lelaki itu. Akan tetapi, ia melihat perempuan itu dan berusaha untuk mengejarnya, namun setelah itu ia berhenti mengejarnya. Perempuan itu tahu bahwa sang lelaki tengah menertawainya. Kau tak bisa melakukan apapun. Namun, ia telah mengetahui apa yang direncanakan oleh sang lelaki tersebut. Tampaknya ia akan menggunakan entitas-entitas yang terpisah sebagai agennya. Perempuan itu bertanya pada dirinya sendiri jika ia dapat melakukan hal yang sama. Akan tetapi, ia dengan segera berubah pikiran. Walaupun hal itu mungkin saja untuk dilakukan, aku ingin bertemu dengan Cloud sebagaimana ia mengetahuiku.

No comments:

Post a Comment