Sunday, March 17, 2013

Kingdom Hearts Chain of Memories: [Reverse/Rebirth] Riku’s Story -Prolog: Gelap dari Awal [The Dark of Start]-


Kingdom Hearts Chain of Memories: [Reverse/Rebirth]
Riku’s Story

Written by: Kanemaki Tomoco
Original Plan: Nomura Tetsuya and Watanabe Daisuke
Illustration: Amano Shiro
Copyrighted by Disney Enterprises, Inc and Square Enix
English translation: Copyrighted from gold_panner at livejournal
Indonesian Translation: Rin

Disclaimer: No profit is gained from these translation. Every effort is made to make them as accurate as possible. ^^

Cerita
Konten
Prolog: Gelap dari Awal [The Dark of Start]
Chap 1: Mengenang kembali [Recollect]
Chap 2: Memanggil Kembali [Recall]
Chap 3: Riku [Riku]
Chap 4: Replika [Replica]
Chap 5: Saingan [Rival]
Chap 6: Melembut [Relent]
Chap 7: Penolakan [Rejection]
Chap 8: Hidup kembali [Revive]
Epilog: Fajar mulai tampak & Sore terakhir [Daybreak of Start & the Last Evening]





Prolog: Gelap dari Awal [The Dark of Start]

            Aku… bermimpi. Kairi tertawa. Sora sedang marah karena sesuatu. Dan aku—tertawa di sekeliling mereka. Mendengarkan suara-suara debur ombak dari jauh.
            Pasti pulau yang tak asing itu, pulau Destiny. Pulau dimana aku pernah pergi dan dilemparkan jauh. Pulau yang familiar itu, kampung halamanku.
            “Riku!” Sora memanggil namaku.
            “Riku!” Kairi memanggil namaku.
            “Riku!” Seseorang memanggil namaku—Aku akan membuka mataku sekarang, pelan-pelan.
            Tidak gelap, tetapi tempat itu tak bisa dibilang terang juga. Aku tengah berada di tempat yang suasananya redup. Aku bangun dengan perlahan dan menggelengkan kepalaku tanpa suara. Seperti ada kabut yang menyelimuti bagian dalam kepalaku.
            “Aku—apa-apaan… tempat ini..?” Aku tahu aku dikelilingi oleh sinar-sinar redup. Sebenarnya, sih,  lebih mirip dengan halimun daripada sinar, disini, di tempat aneh ini.
            “Tidurlah,” tiba-tiba terdengar suara berat yang menggema entah darimana, aku pun berdiri.
            “Siapa disana?!”
            “Tidurlah seperti itu. Di sini, di celah antara kegelapan dan cahaya.’
            “Celah antara kegelapan dan cahaya...?” Aku bergumam kembali dan menutup mata. Aku tidak pernah mendengar tempat semacam ini sebelumnya. Yang aku tahu sampai sekarang adalah kegelapan dan cahaya… Aku sungguh tidak peduli dengan tempat ini.
            “Oh, ya, dimana Sang Raja?!” Aku berteriak. Setelah kami berdua berhasil mengunci ‘the Door of Darkness’ bersama-sama, aku mendapati diriku berjalan di dalam kegelapan yang suram. Aku sangat yakin aku sedang bersama dengan Sang Raja saat itu. Tapi—setelah itu, ia—? Apa yang terjadi padanya?
            “Sang Raja tengah berada jauh darimu. Tidak apa-apa jika kau membebankan pertarungan melawan kegelapan padanya dan melanjutkan tidurmu. Cahaya saat kau terbangun pasti menjadi sebuah duri yang memberikan rasa sakit untukmu, seperti yang kau rasakan saat ini. Belakangilah cahaya-cahaya itu dan tutup matamu.”
            “Kau berbicara seolah-olah aku ini adalah sesosok iblis dari kegelapan.” Ya, aku memang menjauhkan mataku dari cahaya yang ada. Tidak.. sebenarnya, mataku tidak menjauhi cahaya itu. Aku hanya menjauhkan mataku dari Sora.
            Karena Sora begitu menyilaukan… Sora membutakan mataku untuk sesaat.
            Dan Sora pun pada akhirnya menjadi pahlawan kebaikan, sedang aku mewarnai darahku dengan selubung kegelapan.
            Tapi aku bukanlah sejenis iblis dari kegelapan.
            “Apa kau ingin tahu yang kenyataan yang sebenarnya?” sebuah suara bertanya padaku.
            Kenyataan yang sebenarnya? …Aku penasaran apa maksud dari ucapannya itu. Apakah kenyataan seperti itu benar-benar ada, Aku bertanya-tanya.
            “Jika kau diselubungi oleh kegelapan yang lembut di sini, kau akan kembali tertidur—dalam keabadian.” Aku memandangi langit yang kosong dalam diam.
            Tidak mungkin aku akan melakukan itu…!, Aku berdebat dalam hati, dan secara instan, langit pun bergetar, kupikir si pemilik suara itu kini sedang tersenyum.
            “Jadi kau ingin tahu yang sebenarnya—baiklah kalau begitu.” Sebuah kartu jatuh dari langit yang kosong ke tanah di depan kakiku.
            “Apa ini…?”
            “Itu adalah pintu menuju kenyataan. Jika kau menaruhnya dalam genggaman tanganmu, masa tidurmu akan berakhir, dan kau akan mulai berjalan menuju kenyataan. Bagaimanapun juga, kenyataan itu akan menjadi hal yang menyakitkan untukmu. Apa kau akan tetap pergi, meskipun kau sudah mengetahui hal itu?”
            Aku mengambil kartu itu, bibirku memelintir hingga membentuk seuntai senyum tipis. “Tidur di tempat seperti ini pasti akan sangat membosankan.” Tempat ini tak memiliki apa-apa—Aku tak bisa berada di sini, tidak bisa memutar mataku membelakangi kenyataan.
            “Kau tidak akan bisa kembali ke tidurmu yang damai.”
            “Aku tidak akan menyesalinya.”
            “Aku sudah menduga kalau kau akan menjawab begitu, Riku.” Sekali lagi, pemilik suara itu sepertinya sedang tersenyum. Seketika, dunia seperti berputar dan pemandangan di sekelilingku pun telah berganti.


-PROLOGUE END-

A/N: oke, saya tau translasi saya terlalu aneh dan kata2nya benar-benar njelimet kayak benang yang kusut(?) -,- kalo ada yang ga nyambung tanya aja, saya ga akan gigit kok .-.

No comments:

Post a Comment