Kingdom Hearts Chain of Memories:
[Reverse/Rebirth]
Riku’s Story
Written by: Kanemaki Tomoco
Original Plan: Nomura Tetsuya and Watanabe Daisuke
Illustration: Amano Shiro
Copyrighted by Disney Enterprises, Inc and Square Enix
English translation: Copyrighted from gold_panner at
livejournal
Indonesian Translation: Rin
Disclaimer: No profit is gained from these
translation. Every effort is made to make them as accurate as possible. ^^
Cerita
Konten
Prolog: Gelap dari Awal [The Dark of Start]
Chap 1: Mengenang kembali
[Recollect]
Chap 2: Memanggil Kembali [Recall]
Chap 3: Riku [Riku]
Chap 4: Replika [Replica]
Chap 5: Saingan [Rival]
Chap 6: Melembut [Relent]
Chap 7: Penolakan [Rejection]
Chap 8: Hidup kembali [Revive]
Epilog: Fajar mulai tampak & Sore terakhir
[Daybreak of Start & the Last Evening]
Prolog: Gelap dari Awal [The Dark of
Start]
Aku…
bermimpi. Kairi tertawa. Sora sedang marah karena sesuatu. Dan aku—tertawa di
sekeliling mereka. Mendengarkan suara-suara debur ombak dari jauh.
Pasti
pulau yang tak asing itu, pulau Destiny. Pulau dimana aku pernah pergi dan
dilemparkan jauh. Pulau yang familiar itu, kampung halamanku.
“Riku!”
Sora memanggil namaku.
“Riku!”
Kairi memanggil namaku.
“Riku!”
Seseorang memanggil namaku—Aku akan membuka mataku sekarang, pelan-pelan.
Tidak
gelap, tetapi tempat itu tak bisa dibilang terang juga. Aku tengah berada di
tempat yang suasananya redup. Aku bangun dengan perlahan dan menggelengkan
kepalaku tanpa suara. Seperti ada kabut yang menyelimuti bagian dalam kepalaku.
“Aku—apa-apaan…
tempat ini..?” Aku tahu aku dikelilingi oleh sinar-sinar redup. Sebenarnya,
sih, lebih mirip dengan halimun daripada
sinar, disini, di tempat aneh ini.
“Tidurlah,”
tiba-tiba terdengar suara berat yang menggema entah darimana, aku pun berdiri.
“Siapa
disana?!”
“Tidurlah
seperti itu. Di sini, di celah antara kegelapan dan cahaya.’
“Celah
antara kegelapan dan cahaya...?” Aku bergumam kembali dan menutup mata. Aku
tidak pernah mendengar tempat semacam ini sebelumnya. Yang aku tahu sampai
sekarang adalah kegelapan dan cahaya… Aku sungguh tidak peduli dengan tempat
ini.
“Oh,
ya, dimana Sang Raja?!” Aku berteriak. Setelah kami berdua berhasil mengunci
‘the Door of Darkness’ bersama-sama, aku mendapati diriku berjalan di dalam
kegelapan yang suram. Aku sangat yakin aku sedang bersama dengan Sang Raja saat
itu. Tapi—setelah itu, ia—? Apa yang terjadi padanya?
“Sang
Raja tengah berada jauh darimu. Tidak apa-apa jika kau membebankan pertarungan
melawan kegelapan padanya dan melanjutkan tidurmu. Cahaya saat kau terbangun
pasti menjadi sebuah duri yang memberikan rasa sakit untukmu, seperti yang kau
rasakan saat ini. Belakangilah cahaya-cahaya itu dan tutup matamu.”
“Kau
berbicara seolah-olah aku ini adalah sesosok iblis dari kegelapan.” Ya, aku
memang menjauhkan mataku dari cahaya yang ada. Tidak.. sebenarnya, mataku tidak
menjauhi cahaya itu. Aku hanya menjauhkan mataku dari Sora.
Karena
Sora begitu menyilaukan… Sora membutakan mataku untuk sesaat.
Dan
Sora pun pada akhirnya menjadi pahlawan kebaikan, sedang aku mewarnai darahku
dengan selubung kegelapan.
Tapi
aku bukanlah sejenis iblis dari kegelapan.
“Apa
kau ingin tahu yang kenyataan yang sebenarnya?” sebuah suara bertanya padaku.
Kenyataan
yang sebenarnya? …Aku penasaran apa maksud dari ucapannya itu. Apakah kenyataan
seperti itu benar-benar ada, Aku bertanya-tanya.
“Jika
kau diselubungi oleh kegelapan yang lembut di sini, kau akan kembali
tertidur—dalam keabadian.” Aku memandangi langit yang kosong dalam diam.
Tidak
mungkin aku akan melakukan itu…!, Aku berdebat dalam hati, dan secara instan,
langit pun bergetar, kupikir si pemilik suara itu kini sedang tersenyum.
“Jadi
kau ingin tahu yang sebenarnya—baiklah kalau begitu.” Sebuah kartu jatuh dari
langit yang kosong ke tanah di depan kakiku.
“Apa
ini…?”
“Itu
adalah pintu menuju kenyataan. Jika kau menaruhnya dalam genggaman tanganmu,
masa tidurmu akan berakhir, dan kau akan mulai berjalan menuju kenyataan.
Bagaimanapun juga, kenyataan itu akan menjadi hal yang menyakitkan untukmu. Apa
kau akan tetap pergi, meskipun kau sudah mengetahui hal itu?”
Aku
mengambil kartu itu, bibirku memelintir hingga membentuk seuntai senyum tipis.
“Tidur di tempat seperti ini pasti akan sangat membosankan.” Tempat ini tak
memiliki apa-apa—Aku tak bisa berada di sini, tidak bisa memutar mataku
membelakangi kenyataan.
“Kau
tidak akan bisa kembali ke tidurmu yang damai.”
“Aku
tidak akan menyesalinya.”
“Aku
sudah menduga kalau kau akan menjawab begitu, Riku.” Sekali lagi, pemilik suara
itu sepertinya sedang tersenyum. Seketika, dunia seperti berputar dan
pemandangan di sekelilingku pun telah berganti.
-PROLOGUE END-
A/N: oke, saya tau translasi saya terlalu aneh dan
kata2nya benar-benar njelimet kayak benang yang kusut(?) -,- kalo ada yang ga
nyambung tanya aja, saya ga akan gigit kok .-.
No comments:
Post a Comment